I also can be wrong...

On Thursday, December 23, 2010 2 komentar





KU pun bisa salah…

“Kenapa kemarin kau tak hadir?” Tanya Michiru pada Sayuri.
“Maaf Michiru, kemarin aku disuruh mama jaga rumah…” ucap Sayuri pelan.
“Umm, begitu ya… usahakan syuro selanjutnya datang ya…” ucap Michiru seraya tersenyum kecut lalu meninggalkan Sayuri.
Michiru masih kesal dengan kejadian kemarin saat syuro, dari segitu banyak panitia, yang hadir hanya tujuh orang ikhwan dan 6 orang akhwat. Saat ditanya, ada aja alasan mereka, yang disuruh jaga rumahlah, ada acaralah, ada leslah, dan lain sebagainya. Kadang Michiru merasa ingin berhenti saja dari jalan ini, ia merasa begitu letih, ia ingin beristirahat…
                                                                                                *****
Keesokkan harinya.
Islamic World tinggal sebulan lagi, tapi dana yang dibutuhkan masih belum mencukupi, Michiru selaku Ko’a kelabakan setengah mati mikirin gimana cara dapat uang dalam waktu singkat.
“Michiru, nanti syuro jam berapa?” Tanya Sayuri memecah lamunan Michiru.
“Owh… Eh, jam 2, laangsung habis pulang sekolah di perpus masjid…..” jelas Michiru.
“owh… makasih ya Michiru…”
Sayuri pun meninggalkan Michiru.

Tak terasa bel tanda pulang sekolah pun berbunyi. Michiru pun segera pergi ke perpus untuk syuro Islamic World. Namun sayangnya perpus masih kosong, tak ada satu orang pun disana. Sambil menunggu Michiru pun membaca buku Biologi, besok dia ulangan.
Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, akhirnya datang beberapa orang ikhwan, salah seorang diantaranya adalah Mizuno, Ko’i Islmic World.
“Afwan, di akhwat sudah berapa orang yang hadir?” Tanya Mizuno.
“Baru aku aja…” jawab Michiru singkat.
Tiga puluh menit pun berlalu. Syuro pun dimulai, yang hadir enam orang ikhwan dan enam orang akhwat.
Selama syuro Michiru kesal, “Kenapa semua seakan tak peduli dengan Islamic World, sebulan itu waktu yang singkat…” keluhnya.
Akhirnya syuro pun berakhir, dana yang kurang masih sebesar dua juta rupiah. Dan rencananya besok baik akhwat maupun ikhwan akan mencari sponsor lagi.
                                                                                                *****
Keesokkan harinya.
“Michiru, maaf kemarin aku tak bisa datang… kau tentu tahu kan, tadi ada ulangan Biologi, jadi kemari aku tak datang karena belajar buat ulangan tadi… maaf ya…” ucap Sayuri.
“Owh, …ya aku tahu. Lalu bagaimana? Kau bisa mengerjakannya?” Tanya Michiru.
“Ya…alhamdululillah…” jawab Sayuri seraya tersenyum.
Michiru tersenyum tipis, “ Alhamdulillah… maaf aku harus pergi” ucap Michiru lalu meninggalkan Sayuri.
Michiru berlari meujun taman sekolah, ia benar-benar kecewa pada Sayuri. Bagi Michiru, Sayuri sangatlah egois. Ia hanya memikirkan masalahnya saja dan tak sedikit pun memikirkan Islamic World.
“Kalau Sayuri bisa melakukan itu? Kenapa aku tidak? Aku ingin berhenti dari semua ini, aku sangat letih…” isak Michiru, air matanya kini telah berderai membasahi pipinya.
“Kenapa? Kenapa seakan tak ada yang peduli dengan Islamic World?”
“Hmmm begitukah?”
Michiru menghapus air matanya lalu memalingkan wajahnya ke arah suara tersebut. Ternyata itu suara Taku, salah seorang ikhwan panitia Islamic World.
“Haah… tak kusangka kau berpikir seperti itu, Michiru…” keluhnya.
“Apa maksudmu Taku?” ucap Michiru marah, ia cukup tersinggung dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Taku.
“Yaahh… kalau ko’anya saja bicara seperti itu, bagaimana dengan jundinya? Haah…bagaimana ya nasib Islamic World… masa gagal?”
“Jaga bicaramu Taku! Takkan kubiarkan Islamic World gagal, Islamic World adalah salah satu sarana untuk kita berdakwah. Takkan kubiarkan gagal,” jawab  Michiru.
“Begitukah? Bukankah kau telah lelah? Bukankah kau sendiri yang bilang kau ingin beristirahat? Kau tak lupa dengan kata-katamu barusan kan?” Tanya Taku dengan suara keras.
Michiru diam, tak bisa membalas kata-kata Taku.
“Kenapa kau diam?“ tanyanya lagi.
“Aku…aku… aku …” Michiru tak melanjutkan kata-katanya.
“Haah… sudahlah…”
“Ah, satu lagi Michiru, apa kau terus merasa hanya kau yang memikirkan Islamic World?”
Sekilas Michiru memandang Taku, wajahnya benar-benar seram, Michiru tahu Taku sedang marah. Dan ini yang pertama kali Michiru melihat Taku marah. Selama ini, Taku hanya diam saat syuro,  ia seakan tak peduli dengan apapun yang terjadi saat syuro.

“Hei, aku bertanya padamu. Apa kau mendengar?”
“Aah… ya. Kadang aku merasa hanya aku yang memikirkan Islamic World…”
Taku memandang Michiru sinis, “Lalu apa yang telah kau lakukan untuk Islamic World?” Tanyanya lagi.
Michiru hanya diam, tak menjawab. Ia terkejut dengan pertanyaan Taku, ia sadar  ia tak melakukan apa-apa untuk Islamic World. Selama ini ia hanya terus berkomentar dan menilai apa yang telah teman-temannya lakukan untuk Islamic World. Padahal ia sendiri pun belum melakukan sesuatu yang berarti untuk Islamic World.

“Maafkan aku, aku memang tak melakukan apapun yang berarti untuk Islamic World. Selama ini aku hanya…hiks..hiks…” Michiru tak sanggup melanjutkan kata-katanya, ia tak kuat menahan air matanya.
“Haah dasar wanita. Ini…” keluh Taku seraya menyodorkan sapu tangannya.
Michiru mengambil sapu tangan itu, ia pun menghapus air matanya.
“Jangan pernah berpikir seperti itu lagi. Jujur aku sangat marah ketika kau bilang tak ada yang memikirkan Islamic World. Semua panitia pasti memikirkannya, kita semua juga tak mau Islamic World gagal…”
Michiru menganggukkan kepalanya, “Maafkan aku…”
“Ahh… sudahlah…” seru Taku seraya berbalik.
“Kau tak usah khawatir, Islamic World takkan gagal…” lanjutnya.
Michiru mengangkat pandangannya.  Ia melihat Taku tersenyum tipis, seraya memamerkan sesuatu di tangannya. Michiru menatapnya tak percaya…
“Sponsorship…?” seru Michiru.
“Begitulah…” jawab Taku lalu berbalik meninggalkan Michiru…
Michiru menghapus sisa air mata di pipinya,  perlahan ia menatap sapu tangan di tangannya, tersenyum senang.
ありがとうございますたく。。。”
Read more ...»

IKHWAN VERSUS AKHWAT (BATTLE ROYALE )

On 0 komentar




IKHWAN VERSUS AKHWAT (BATTLE ROYALE )

Michiru kelas 2 SMA

“Ahh, menyebalkan!!! Kenapa sih ikhwan tuh selalu menyebalkan!!!” teriak Michiru kesal seraya menjatuhkan diri ke tempat tidurnya.
“Ahh… tidak semua kok…” jawab seseorang tiba-tiba.
Michiru menoleh ke arah suara tersebut, “ Kak Takuto…”
Takuto hanya tersenyum melihat tingkah adik kesayangannya itu ( lha emang Cuma adik satu2nya kok ).
“Kakak, aku benci ikhwan!!!” ucap Michiru kesal.
“Lho? Aku kan juga ikhawan , apa kau juga membenciku, Michiru?” goda Takuto seraya membelai lembut Michiru.
“Ahh, kakak. Kau pengecualian…  Aku benci ikhwan di sekolahku, mereka menyebalkan! Main perintah-perintah, sok tegas, bawel, trus pasti usulan mereka yang selalu dipake, usulan akhwat Cuma kaya formalitas aja, ntar juga ujung-ujungnya yang dipake juga usulannya mereka. Nyebelinkan, kak?”
Takuto hanya menggelengkan kepalanya, “Yah… kalau dari ceritamu sih, mereka memang sangat menyebalkan…”

“Tuh kan, kakak yang sama-sama ikhwan aja bilang mereka menyebalkan…” Ucap Michiru senang.
“Memangnya mereka begitu menyebalkan ya?”
“Iya kak. Temen-temen akhwat aku aja banyak yang dibuat nangis… Ugh, kalo aku ga dosa nyentuh mereka, aku pasti udah nonjok-nonjok mereka, biar tahu rasa mereka!”
“Wew, galak banget nih adikku. Eh, tunggu dibuat nangis? Maksudnya apa nih, Michiru? Kau juga sampai dibuat menangis?”
“Iya, gara-gara omongan mereka nyakitin kak, umm aku pernah juga sih kak, tapi itu yang terakhir! Amit-amit deh nangis gara-gara ikhawan yang “gajebo” gitu.”
Lagi-lagi Takuto hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkankan kepalanya.
“Michiru, kau tahu... Dulu saat aku SMA, aku juga sangat benci sama akhwat.”
“Ehh, kok kakak jadi pro ikhwan sih….” Ucap Michiru kesal.
“Lha? Karena aku kan ikhwan. Dulu aku kesal karena akhwat tuh suka membingungkan, kalo salah ngomong nanti tersinggung, terus mereka tuh cenderung ga mau disalahin…”
“Ahh, kak Takuto nyebelin….” Ucap Michiru seraya memukul-mukul Takuto.
“Hei-hei, dengar dulu… Kejadian seperti ini memang sering terjadi, Ikhawan kesal sama akhwat dan begitu pun sebaliknya. Kau tahu kenapa?”

Michiru menggelengkan kepalanya sambil cemberut (masih kesal karena Takuto pro-ikhwan )
“Itu karena mereka tak saling mengerti… Ikhwan ga ngerti gimana cara memperlakukan akhwat. Dan akhwat juga ga ngerti maksud sikap ikhwan. Harusnya ikhwan belajar gimana cara bicara yang baik biar akhwat g tersinggung, dan akhwat pun harusnya bisa memaklumi kalau ikhwan cenderung bicara “ceplas-ceplos” dan terdengar agak kasar di telinga akhwat…”

Michiru memandang Takuto ( masih dalam keadaan cemberut ).
“Kau tentu tahu sifat dasar ikhwan dan akhwat kan? Dan ada banyak sekali perbedaan di dalamnya. Manusia pun diciptakan dalam keadaan yang berbeda-beda, tapi Allah menciptakan itu bukan untuk mereka saling membenci dan bermusuhan, sebaliknya Allah menciptakan itu agar mereka saling mengenal. Begitu pun akhwat dan ikhwan, jangan jadikan perbedaan itu untuk saling menjatuhkan, jadikanlah perbedaan itu untuk saling melengkapi. Rohis takkan mampu berdiri jika hanya dengan kekuatan ikhwan,  dan Rohis juga takkan mampu berdiri hanya dengan kelembutan  akhwat , Rohis hanya dapat berdiri dengan perpaduan dari keduanya. Rohis dapat berdiri jika akhwat dan ikhwan saling bekerja sama di dalamnya,”ucap Takuto panjang lebar.

“Kakak… “ ucap Michiru seraya memeluk Takuto.
Takuto membelai lembut Michiru, “Jadi, mulai sekarang kau harus lebih bisa memahami karakter ikhwan ya, Michiru… dan jangan katakana aku benci ikhwan lagi…”
Michiru menganggukkan kepalanya seraya melepas pelukkannya.
“Kau tahu kenapa?” Tanya Takuto seraya menyentuh hidung Michiru  dan mengeluarkan senyum jahilnya.
Michiru “polos” hanya menggelengkan kepalanya
“Karena bisa jadi, saat ini ada ikhwan yang sedang berteriak-teriak dan mengatakan aku benci akhwat. Hahahaha….” Jawab Takuto sambil tertawa.
“Ahh, kak Takuto menyebalkan…..”

Begitulah, saat ini memang banyak kejadian akhwat benci ikhwan dan sebaliknya (ya walau ga menutup kemungkinan akhwat suka ikhwan dan sebaliknya juga sih… )
Makanya, saudariku, kita sebagai akhwat jangan hanya bisa bilang ikhwan itu nyebelin ( ya, walau kenyataan sih… ) ada baiknya jika kita juga introspeksi diri, siapa tahu malah kita yang nyebelin (wkwkwkwkwk…). Pokoknya jangan berantem aja deh pesenku, dan jangan sampe gara-gara saling benci (jadi cinta… ya GA Lah! ) amanah kalian jadi terbelengkalai, ga mau koordinasi lagia atau apalah. Jangan sampe acara jadi ancur Cuma gara-gara “Bt-bt” an…
Ok ???
^____^  Semangat terus!!! Jangan lupa saling mendoakan ( Doakan aku juga LHO! )
Love u always coz ALLAH…
Read more ...»

I Love You, but I prefer Allah than You...

On Tuesday, December 21, 2010 2 komentar

I love you, but I prefer Allah than you...
I just hope we'll meet again in the future, and it will be our best moment
For you and me...

Untuk saudariku yang dirahmati Allah,
Semoga kisah sederhana ini bisa bermanfaat untuk kita…

Michiru, kelas 2 SMA
Saat ini Michiru tengah duduk di bangku kelas 2, “Alhamdulillah”nya Michiru masuk kelas IPA. Di tengah kesibukan belajar pelajaran  IPA, Michiru mendapat amanah yang cukup besar di Rohis sekolahnya. Bahkan kadang ia harus merelakan waktu bermain dan beristrirahtnya berkurang karena amanah tersebut. Mulanya Michiru melakukannya dengan ikhlas, namun lama-kelamaan Michiru mulai merasa bosan dan ingin menghindar dari amanah tersebut!

Pagi di sekolah…
“Assalammualaikum Michiru…” sapa lembut Hana (ini Ko’a rohis)
“Wassalammualaikum, ada apa Hana? Tumben kamu nyapa2 aku ?”
“Ahh, Michiru… kau ini… Aku Cuma pengen ngingetin kamu, natr pulang sekolah ada syuro TA ya di perpus… Oh iya, jangan lupa kasih tahu yang lain ya…”
“Hemmm…” ucap Michiru sambil berlalu.

Ahh, syuro mulu nih… besok ka nada ulangan Biologi. Mana aku ga ngerti sama bab itu, apalagi Haruka sensei kalo bikin soal ga tanggung2. Susah, banyak  dan ada essainya lagi… Ummm, gpp kali ya kalo bolos syuro sekali…
Dan akhirnya hari itu, Michiru “cabut” dari syuro tanpa ijin dari Hana, si Ko’a.

Esoknya…
“Michiru, kenapa kemarin kamu ga dateng?”
“Ummm, Kemaren aku belajar. Hari ini ada ulangan Biologi. Afwan ya…”
“Owh gitu… iya aku ngerti kok, tapi hari ini bisa dateng kan? Hari ini akan ngebahas acara soalnya…”
“Ummm… liat nanti deh Hana…” Michiru pun meninggalkan Hana.
BT! Kemarin syuro, hari ini syuro, ahhh besok pasti syuro lagi! Kenapa sih ga ada libur… Doyan bgt sih sama syuro…
Tapi, pada akhirnya Michiru tetep dateng syuro hari ini. Yah walau selama syuro dia amlah baca komik yang dipinjemin ma Kazuya. Akhirnya syuro pun selesai jam 17.00
“Afwan akh…ukh… Berhubung hari ini acaranya belum fix, jadi Insya Allah syuro akan dilanjutka di hari Sabtu, jam 09.00 di perpus…” ucap Takagi ( Ko’I Rohis )
Ahh, Sabtu? Itu kan libur… masa mesti dateng juga sih…. Ahh BT bgt sih. Ngapain sih si Takagi nyuruh-nyuruh dateng, kenapa g dia aja yang syuro ma si Hana. Mereka kan yang Pj. Acara…

Selama beberapa hari Michiru makin uring-uringan, ia merasa amanahnya sangat memberatkannya. Ia benar –benar sedang diuji, bukan Cuma dengan amanah, namun dengan hati.
Ya, Michiru memang sedang “Fall in Love like a comic” sama seorang pria di sekolahnya. Namnya Kazuya, yup mereka memang cukup akrab karena sama2 suka anime. Untunglah  Michiru masih tahu adab2 ikhwan dan akhwat, jadi mereka  g pernah saling menatap n bersentuhan. Tapi tetep aja, Michiru sering ngebayangin si Kazuya. (Lha, sama aja boong kan…)
Sabtu pun tiba, Michiru akhirnya memutuskan untuk datang ( ga enak ma Hana ) lagian dia juga g ada acara. Dan satu alasan terbesar hari ini ada acara di sekolah dan kemarin Kazuya bilang dia mau datang (Ckkckckck).
Syuro pun berakhir jam 12.00
Setelah sholat dzuhur Michiru pun meninggalkan masjid.
Mana ya Kazuya… kok dari tadi tidak keliatan ( lah gmn mw ketemu Michiru aja dari tadi Syuro ) Ahh, aku kelamaan syuro sih… jangan-jangan Kazuya udah pulang lagi… ahhh bt bgt sih…

“Hei, Mencariku ya… ?”
Michiru menoleh mencari sumber suara tersebut, “Kazuya…”
“Hehehehe, kau syuro lama sekali. Emang ngapain aja sih? Aku hampir aja mau pulang…”
“Tahu tuh. Biasalah, Tahu kan Takagi kalo udah ngomong ga berenti2. Intronya aja lama… apalagi intinya… Dasar, kalau kau sampai pulang, aku takkan memaafkanmu… “
“Nih komik yang kujanjikan, sudah terbit…”
“Wew, makasih ya Kazuya…” ucap Michiru seraya tersenyum.
“Sudah  dapat komik. Saatnya untuk pulang! Aku pulang dulu ya, Kazuya…” ucap Michiru seraya membalikkan badannya.
“Ah, tunggu. Ada yang ingin kubicara kan…” ucap Kazuya.
Michiru membalikkan badannya, “Umm, baiklah… Ada apa?”
“Michiru… Aku… Aku suka padamu…” ucap Kazuya pelan.
Michiru memandang Kazuya tak percaya, selama ini ia memang menyukai Kazuya,namun ia sama sekali tak menyangka kalau Kazuya pun meyukainya, bahkan sampai menyatakan perasaannya…

“Aku…aku…”
“Tak perlu kau jawab, Michiru… Aku hanya ingin menyatakannya. Aku tak membutuhkan jawabmu…”
Mereka pun lama terdiam. Akhirnya keduanya berpisah tanpa mengatakan apa-apa.
Di rumah, Michiru benar-benar kepikiran Kazuya. Ia tahu ini salah namun ia tak memungkiri perasaannya terhadap Kazuya.
Tiba-tiba handphone Michiru berbunyi, lagu  Kanashimi wo Kitto mengalun indah membuyarkan lamuyannya. Ia pun membuka sms tersebut, sms dari Kakak Mentornya…

Kalaulah ada seribu pembangun, dihadapi oleh seorang penghancur…Cukuplah sudah.
Namun, bagaimana jika ada seribu penghancur, dihadapi hanya oleh satu pembangun?
Tentu yang satu orang itu, haruslah menjadi seorang yang teramat tangguh dan pandai, yang pantang menyerah sampai prinsip berhasi ditegakkan…
Kita mesti seperti ITU… Semoga Allah senantiasa memberikan jalan kepada kita untuk terus memperbaiki diri, Semangat terus adikku… Ganbatte!!!
Love u coz Allah…

Michiru pun tersadar, selama ini ia telah khilaf… Ia pun berniat untuk tobat dan memperbaiki semua kesalahannya…
“ Aku ini memang manusia, Namun aku juga seorang Da’iah!!!” ucapnya seraya tersenyum.
Tak ada lagi alasan untuk lemah, untuk berenti dari amanah… Meski ia hanya seorang manusia, namun ia juga seorang Da’iah….
Michiru mengambil handphonenya, lalu mengetik sms :

Kazuya, Maafkan aku…
Aku tak mungkin menerima perasaanmu, walau jujur aku pun merasakan hal sama seperti yang kau rasakan padaku. Namun, aku tahu ini sama sekali tidak benar! Dan ini bukanlah waktu yang tepat!
Kuharap kau bisa mengerti, karena saat ini di hatiku hanya ada Allah dan selamanya tetap hanya untuk Allah… 
Saat ini lebih baik kita terus memperbaiki diri, bukankah kita tidak tahu kapan Allah kan mengambil nyawa ini?
Kazuya,
Jika kita berjodoh, Insya Allah, Allah kan mempertemukan kita kembali, namun di waktu yang lebih tepat…


Ia pun mengirim sms tersebut dan berjanji ia akan terus memperbaiki diri…

Semangat terus saudariku…
Janganlah kita menyerah sampai syariat Islam berhasil ditegakkan…
Dan janganlah berpikir kalau kita ini hanyalah manusia, sehingga itu menjadi alasan untuk kita mundur dari jalan ini… Kita memang hanya manusia, namun kita pun seorang da’i. bukankah kita berkewajiban menyampai walau hanya satu ayat?
Lalu apa jadinya jika kita menyampaikan, namu kita juga masih melakukan hal-hal yg dibenci Allah?
Semoga Allah senantiasa merahmati kita, dan senantiasa memberikan yang terbaik untuk kita…
Amin…
Read more ...»

Saat ku Merindukan Sang Cahaya...

On Tuesday, December 14, 2010 0 komentar

mengalun, bagai untaian nada-nada indah
terpilin, mengudara ke angkasa luas…
bagai bait-bait do’a yang begitu tulus terucap dari seorang hamba yang tersungkur khusu’ di depan Rabb nya…
mengalir, bagai riak-riak air
terukir, menembus bebatuan keras…
bagai kata-kata yang menghujam tajam, menembus relung hati yang kini telah kembali bersinar…
secercah cahaya kembali menyala,
setelah kegelapan abadi menutupi akal sehat serta logika.
setelah semua hanya mengabdi pada syahwat semata…
kini sang cahaya telah datang,
menyebar sinar kehidupan…
menyehatkan akal dan pikiran…
meluruskan jalan-jalan yang hanya menuju kehancuran…
ya, sang cahaya itu telah merubah semuanya…
menuntun kita semua,
menerangi hati-hati kita dengan cahaya terindah, cahaya iman
serta meninggalkan warisan terbaik, ilmu
ilmu yang terus mengalir, berulang dan takkan lenyap dari bumi ini…
ilmu yang terus menuntun hati ini, agar tak berpaling lagi…
ilmu yang terus menuntun hati ini, agar tetap berada di jalan ini….
Read more ...»

Dan kau kini semakin cantik, saudariku...

On 0 komentar

I still remember bout you, and Im affraid if always remember all bout you…
Angin sore menerpanya, dalam segala kebimbangan yang nyata. Terlarut dalam canda, terbuai pada kasih semu yang menjerumuskan hati.
Namun, beruntunglah ia, karena Allah masih menyayanginya… Ia masih memberikannya kesempatan untuk kembali merasa fitrah yang semestinya…
Angin sore berhembus pelan, menembus relung hatinya, sesaat kemudian Setetes air mata penyesalan berlinang di pipinya. Hatinya menjerit, merasa sakit, perih… tapi tenanglah itu hanya sementara…
Beruntunglah kau, masih mendapat kesempatan ini…
Beruntunglah kau, yang masih mendapat petunjuk…
Beruntunglah kau, karena memilih jalan ini…
Beruntunglah kau, karena masih dapat kembali ke jalan ini…
Wahai kau yang air matamu kini lebih indah dari berlian,
Wahai kau yang kini matamu lebih indah dari permata dunia…
Wahai kau yang kini bersimpuh dalam tangis sujud panjangmu,
Beruntunglah engkau saudariku…
Sungguh engkau teramat sangat beruntung…
Janganlah kau pernah ragu,
Karena kau tak memilih jalan yang salah,
Janganlah menyesal, karena kau sungguh teramat sangat beruntung…
Janganlah bersedih, karena Allah menyukai ini…
Dan Allah menyukai permulaan ini…
Tersenyumlah saudariku.
Dan seharusnya kau tahu, kini kau lebih cantik dibandingkan seorang bidadari….
Read more ...»

One word, and its all bout Sorry...

On 0 komentar

for you, the one who i loved, im sorry always make You mad..
always do same sins…
although i know it false, i still do it…
i know u will bored hear it,”im so sorry..”
I really wanna be better but how its really hard for me…
im tired n really dissappointed with my self,
how can i really do that…
i just can cry when i remember my bad habits…
i wanna change it, i wanna be better… 
i wanna. i really wanna it.
please…
this time, let me try again,
to be better one, without do the same sins again…
without all my bad habits
gimme more time,
please gimme...
Read more ...»

My Rabb, Allah...

On 0 komentar

when im on the darkness,

when i feel so weak,

lonely, and feel sad…

my Rabb, Allah always there for me…

always there,

when i feel i will fall down,

when i think i will lose everything,

when i really need someone…

when nobody didnt care of me,

when nobody didnt know me,

just my Rabb, Allah…

who always care of me,

who always there for me till the end of my life,

Allah always there for me, although im always doing bad…

My Rabb, Allah always forgive me…

just my Rabb, Allah who really knows about me,

who knows the best for me…

Give me a little more time,

to make a better life,

to make my Rabb, Allah always smile to me…

Allahu Akbar!

Read more ...»

Nasihat Untuk Generasi Pengemban Dakwah Rasulullah SAW

On Thursday, December 9, 2010 0 komentar

Nasihat Untuk Generasi Pengemban Dakwah Rasulullah SAW

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita sehingga kita mampu bertahan dalam jalan da’waj ini, dan sholawat teriring salam semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya kepada Nabi Muhammad SAW, kepada para sahabatnya, tabi’in dan tabi’atnya dan mudah-mudahan kepada kita semua selaku umat akhir jaman, generasi pelanjut estafet perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
Akhi Wa ukhti fillah, sengaja saya tuliskan untaian nasihat buat diri saya pribadi kususnya dan buat antum-antum sekalian sebagai bukti kecintaan saya kepada Ikhwah semua. Dalam mengarungi samudera pasti akan di dapati gelombang-gelombang yang akan menghantam sebuah kapal, dari gelombang kecil sampai gelombang besar, ketika terjadi peristiwa itu apa yang harus kita lakukan?? Yang harus kita lakukan adalah yakin terhadap seorang nahkoda dan bersabar, Itulah perumpaan kehidupan dakwah yang sedang kita jalani. Dan itulah generasi yang akan mewarisi kemenangan islam.
Prinsip yang harus di miliki oleh generasi islam adalah
1.Hendaknya berusaha dengan sungguh-sungguh, membenahi diri, berupaya merealisasikan keselamatan, saling menasihati dan menjauhkan segala hal yang akan menyebabkan kebinasaan terhadap dirinya.
"Artinya : Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal saleh, dan nasehat- menasehati supaya menetapi kebenaran, dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran". [Al Ashr 1-3]
2.Menjalankan dengan sempurna (ajaran) agama islam, baik secara idiologi, ataupun perilaku.
3.Menyeru manusia kepada Jalan Allah SWT
“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (mengajak berpegang) kepada Allah, melakukan amal shalih dan menyatakan ‘seungguh aku bagian dari kaum muslimin’?” (QS. Fushilat [41] : 33)
4.Mempunyai Komitmen dan berusaha untuk merealisisaikan komitmennya.
5.Bekasih sayang terhadap orang mukmin dan bersikap keras terhadap orang non-mukmin
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” (al-Maa`idah: 54-55)
6.Sabar dan Isitiqomah
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)

diambil dari:
 http://cilegonsalam.blogspot.com
Read more ...»

Hati yang Kian membatu...

On 0 komentar

Setelah lama kumencari, 
Merasakan Keterpurukan yang semakin menjadi...
Dalam diam kumeratap, bahwa diri ini kian menjauh...
Diri ini kian menjauh...


Terkadang kita terlarut dalam kesenangan yang menghanyutkan, terlena dengan segala fasilitas yang ada. Terlena dengan waktu luang kita. Kita merasa nyaman tanpa beban, tanpa tugas-tugas yang menumpuk, juga tanpa amanah yang sebenarnya kita lalaikan. 

Kita lalai dengan semua, kita hanya terbuai dalam kesenangan-kesenangan yang pada akhirnya hanya akan menjatuhkan kita. Kita lalai dengan semua, pun tak jarang keimanna kita pun mulai terkikis, sejalan dengan lisan ini yang dengan mudahnya mengatakan kata afwan tuk menutupi kebohongan.
Lisan ini tak lagi menyadari bahwa perkataan bohong, akan menjadi seperti obat yang kian memicu pelakunya tuk mengulanginya lagi. Lagi, dan lagi hingga akhirnya lisan ini tak lagi menyadari bahwa perbuatan itu adalah dosa.

Pun dengan amanah, pernahkah kalian merasakan bahwi sekali saja kau tinggalkan amanah hanya karena kalian merasa "Lelah", kalian akan semakin mudah meninggalakan amanah-amanahi itu dikemudian hari. Maka, sadarilah sebelum terlamabat, saudaraku.
Karena waktu yang kau lalaikan takkan kembali lagi...
Waktu kalian takkan menjadi berarti jika hanya kau gunakan tuk kesenangan sesaat.

Aku pun menyadari bahwa kadang diri ini merasa jemu, merasa jenuh dengan semua amanah. Terkadang diri ini merasa ingin berhenti, bahkan diri ini pun pernah berpikir, "mengapa harus aku yang berada di jalan ini?"
astaghfirullah...
Saudaraku, bersyukurlah karena kitalah yang terpilih,
bersyukurlah karena kita masih diberikan kesempatan tuk berdakwah dan terus memperbaiki diri, 
karena inilah medan kita, inilah lahan kita tuk terus berusaha menjadi lebih baik.
Memulai perbaikan dari diri kita sendiri, lalu memulainya dengan keluarga hingga menyebarkannya ke seluruh umat manusia, hingga Allah ridha pada kita...

Janganlah kau berhenti, 
sebelum kau benar-benar yakin Allah telah ridha padamu...

maka, saudaraku...
Apakah Allah telah ridha padamu?


Read more ...»

Takwa Yang Dipertunjukkan Abu Bakar

On Friday, December 3, 2010 0 komentar

Tidak ragu lagi bahwa Abu Bakar r.a. merupakan manusia yang paling tinggi mertabatnya dikalangan para sahabat. Nabi Muhammad s.a.w. sendiri pernah menyampaikan berita gembira mengenai kedudukannya yang utama diantara penguni-penghuni syurga yang maha mulia.
Kata Nabi Muhammad s.a.w.:"Nama Abu Bakar akan diseru disegenap pintu syurga dan dialah pengikutku yang pertama akan memasukinya."

Namun demikian perasaan takutnya kepada Allah s.w.t. tetap bertakhta dikalbunya. Dia sering berkata: "Alangkah baiknya kalau aku menjadi sebatang pohon yang ditebang dan dijadikan kayu api" Kadang-kadang dia berkata: "Alangkah baiknya kalau aku ini sehelai rumput yang riwayat hidupnya akan tamat apabila dimakan oleh seekor binatang ternakan."

Pada suatu hari dia telah pergi kesebuah taman dimana ia lihat seekor burung sedang berciap-ciap. Katanya: "Wahai burung! Sungguh bertuah kamu. Kau makan minum dan bertebangan dibawah naungan pohon-pohon kayu tanpa merasa takut tentang hari perkiraan Aku ingin menjadi seperti engkau,wahai burung."

Rabi'ah Aslami r.a.hu telah bercerita:
"Pada suatu hari saya berselisih dengan Abu Bakar. Selagi pertengkaran itu berjalan, dia telah mengeluarkan sepatah perkataan kasar terhadap saya. Dengan serta-merta itu juga, dia telah menyadari akan kesalahannya itu lalu berkata: "Wahai saudara, balaslah aku dengan perkataan yang lebih kasar."

Saya enggan berbuat demikian. Dia memaksa saya supaya menggunakan perkataan kasar tadi dan berkata hendak mengadukan perkara itu kepada Nabi Muhammad s.a.w. Saya tetap tidak mau mengalah. Dia lalu bangun dan meninggalkan saya. Beberapa orang dari saudara saya yang menyaksikan peristiwa tadi berkata: "Aneh betul orang itu, dia yang melakukan kesalahan dan dia pula hendak mengadu kepada Nabi Muhammad s.a.w. untuk diadili.”

Saya dengan segera menjawab: " Kamu tahukah siapa dia? Dia adalah Abu Bakar. Menyinggungnya berarti menyinggung Nabi Muhammad s.a.w. dan menyinggung Nabi Muhammad s.a.w. berarti menyinggung Allah s.w.t., kalau perbuatan aku menyinggung Allah s.w.t., siapakah gerangannya yang akan menyelamatkan aku?"

Saya pun bangun lantas pergi menghadap Nabi Muhammad s.a.w. kepada Nabi Muhammad s.a.w. saya bercerita apa yang telah terjadi. Kata Nabi Muhammad s.a.w.:"Keengganan kamu mengeluarkan kata-kata keasar itu sudah pada tempatnya, tetapi untuk mengeluarkan penderitaan batinnya, kamu sekurang-kurangnya dapat berkata: "Semoga Allah s.w.t mengampuni kamu wahai Abu Bakar."

Begitulah takwa yang telah dipertunjukkan oleh Abu Bakar. Keengganannya menerima pembalasan dialam akhirat menyebabkan dia memaksa Rabiah Aslami supaya mengambil tindakan balas terhadapnya. Kekesalannya dan penderitaan batinnya akibat kesalahannya itu sedemikian rupa sehingga dia sanggup menceritakan segala-galanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. dengan harapan Nabi Muhammad s.a.w. dapat menolong. Bagaimanakah pula perasaan kita, ummat Islam kini selepas melakukan kesalahan yang seperti diatas? Kita seringkali melakukan kesalahan tanpa perasaan takut akan pembalasan sama ada didunia atau pun diakhirat nanti.

Read more ...»