I love you, but I prefer Allah than you...
I just hope we'll meet again in the future, and it will be our best moment
For you and me...
Untuk saudariku yang dirahmati Allah,
Semoga kisah sederhana ini bisa bermanfaat untuk kita…
Michiru, kelas 2 SMA
Saat ini Michiru tengah duduk di bangku kelas 2, “Alhamdulillah”nya Michiru masuk kelas IPA. Di tengah kesibukan belajar pelajaran IPA, Michiru mendapat amanah yang cukup besar di Rohis sekolahnya. Bahkan kadang ia harus merelakan waktu bermain dan beristrirahtnya berkurang karena amanah tersebut. Mulanya Michiru melakukannya dengan ikhlas, namun lama-kelamaan Michiru mulai merasa bosan dan ingin menghindar dari amanah tersebut!
Pagi di sekolah…
“Assalammualaikum Michiru…” sapa lembut Hana (ini Ko’a rohis)
“Wassalammualaikum, ada apa Hana? Tumben kamu nyapa2 aku ?”
“Ahh, Michiru… kau ini… Aku Cuma pengen ngingetin kamu, natr pulang sekolah ada syuro TA ya di perpus… Oh iya, jangan lupa kasih tahu yang lain ya…”
“Hemmm…” ucap Michiru sambil berlalu.
Ahh, syuro mulu nih… besok ka nada ulangan Biologi. Mana aku ga ngerti sama bab itu, apalagi Haruka sensei kalo bikin soal ga tanggung2. Susah, banyak dan ada essainya lagi… Ummm, gpp kali ya kalo bolos syuro sekali…
Dan akhirnya hari itu, Michiru “cabut” dari syuro tanpa ijin dari Hana, si Ko’a.
Esoknya…
“Michiru, kenapa kemarin kamu ga dateng?”
“Ummm, Kemaren aku belajar. Hari ini ada ulangan Biologi. Afwan ya…”
“Owh gitu… iya aku ngerti kok, tapi hari ini bisa dateng kan? Hari ini akan ngebahas acara soalnya…”
“Ummm… liat nanti deh Hana…” Michiru pun meninggalkan Hana.
BT! Kemarin syuro, hari ini syuro, ahhh besok pasti syuro lagi! Kenapa sih ga ada libur… Doyan bgt sih sama syuro…
Tapi, pada akhirnya Michiru tetep dateng syuro hari ini. Yah walau selama syuro dia amlah baca komik yang dipinjemin ma Kazuya. Akhirnya syuro pun selesai jam 17.00
“Afwan akh…ukh… Berhubung hari ini acaranya belum fix, jadi Insya Allah syuro akan dilanjutka di hari Sabtu, jam 09.00 di perpus…” ucap Takagi ( Ko’I Rohis )
Ahh, Sabtu? Itu kan libur… masa mesti dateng juga sih…. Ahh BT bgt sih. Ngapain sih si Takagi nyuruh-nyuruh dateng, kenapa g dia aja yang syuro ma si Hana. Mereka kan yang Pj. Acara…
Selama beberapa hari Michiru makin uring-uringan, ia merasa amanahnya sangat memberatkannya. Ia benar –benar sedang diuji, bukan Cuma dengan amanah, namun dengan hati.
Ya, Michiru memang sedang “Fall in Love like a comic” sama seorang pria di sekolahnya. Namnya Kazuya, yup mereka memang cukup akrab karena sama2 suka anime. Untunglah Michiru masih tahu adab2 ikhwan dan akhwat, jadi mereka g pernah saling menatap n bersentuhan. Tapi tetep aja, Michiru sering ngebayangin si Kazuya. (Lha, sama aja boong kan…)
Sabtu pun tiba, Michiru akhirnya memutuskan untuk datang ( ga enak ma Hana ) lagian dia juga g ada acara. Dan satu alasan terbesar hari ini ada acara di sekolah dan kemarin Kazuya bilang dia mau datang (Ckkckckck).
Syuro pun berakhir jam 12.00
Setelah sholat dzuhur Michiru pun meninggalkan masjid.
Mana ya Kazuya… kok dari tadi tidak keliatan ( lah gmn mw ketemu Michiru aja dari tadi Syuro ) Ahh, aku kelamaan syuro sih… jangan-jangan Kazuya udah pulang lagi… ahhh bt bgt sih…
“Hei, Mencariku ya… ?”
Michiru menoleh mencari sumber suara tersebut, “Kazuya…”
“Hehehehe, kau syuro lama sekali. Emang ngapain aja sih? Aku hampir aja mau pulang…”
“Tahu tuh. Biasalah, Tahu kan Takagi kalo udah ngomong ga berenti2. Intronya aja lama… apalagi intinya… Dasar, kalau kau sampai pulang, aku takkan memaafkanmu… “
“Nih komik yang kujanjikan, sudah terbit…”
“Wew, makasih ya Kazuya…” ucap Michiru seraya tersenyum.
“Sudah dapat komik. Saatnya untuk pulang! Aku pulang dulu ya, Kazuya…” ucap Michiru seraya membalikkan badannya.
“Ah, tunggu. Ada yang ingin kubicara kan…” ucap Kazuya.
Michiru membalikkan badannya, “Umm, baiklah… Ada apa?”
“Michiru… Aku… Aku suka padamu…” ucap Kazuya pelan.
Michiru memandang Kazuya tak percaya, selama ini ia memang menyukai Kazuya,namun ia sama sekali tak menyangka kalau Kazuya pun meyukainya, bahkan sampai menyatakan perasaannya…
“Aku…aku…”
“Tak perlu kau jawab, Michiru… Aku hanya ingin menyatakannya. Aku tak membutuhkan jawabmu…”
Mereka pun lama terdiam. Akhirnya keduanya berpisah tanpa mengatakan apa-apa.
Di rumah, Michiru benar-benar kepikiran Kazuya. Ia tahu ini salah namun ia tak memungkiri perasaannya terhadap Kazuya.
Tiba-tiba handphone Michiru berbunyi, lagu Kanashimi wo Kitto mengalun indah membuyarkan lamuyannya. Ia pun membuka sms tersebut, sms dari Kakak Mentornya…
Kalaulah ada seribu pembangun, dihadapi oleh seorang penghancur…Cukuplah sudah.
Namun, bagaimana jika ada seribu penghancur, dihadapi hanya oleh satu pembangun?
Tentu yang satu orang itu, haruslah menjadi seorang yang teramat tangguh dan pandai, yang pantang menyerah sampai prinsip berhasi ditegakkan…
Kita mesti seperti ITU… Semoga Allah senantiasa memberikan jalan kepada kita untuk terus memperbaiki diri, Semangat terus adikku… Ganbatte!!!
Love u coz Allah…
Michiru pun tersadar, selama ini ia telah khilaf… Ia pun berniat untuk tobat dan memperbaiki semua kesalahannya…
“ Aku ini memang manusia, Namun aku juga seorang Da’iah!!!” ucapnya seraya tersenyum.
Tak ada lagi alasan untuk lemah, untuk berenti dari amanah… Meski ia hanya seorang manusia, namun ia juga seorang Da’iah….
Michiru mengambil handphonenya, lalu mengetik sms :
Kazuya, Maafkan aku…
Aku tak mungkin menerima perasaanmu, walau jujur aku pun merasakan hal sama seperti yang kau rasakan padaku. Namun, aku tahu ini sama sekali tidak benar! Dan ini bukanlah waktu yang tepat!
Kuharap kau bisa mengerti, karena saat ini di hatiku hanya ada Allah dan selamanya tetap hanya untuk Allah…
Saat ini lebih baik kita terus memperbaiki diri, bukankah kita tidak tahu kapan Allah kan mengambil nyawa ini?
Kazuya,
Jika kita berjodoh, Insya Allah, Allah kan mempertemukan kita kembali, namun di waktu yang lebih tepat…
Ia pun mengirim sms tersebut dan berjanji ia akan terus memperbaiki diri…
Semangat terus saudariku…
Janganlah kita menyerah sampai syariat Islam berhasil ditegakkan…
Dan janganlah berpikir kalau kita ini hanyalah manusia, sehingga itu menjadi alasan untuk kita mundur dari jalan ini… Kita memang hanya manusia, namun kita pun seorang da’i. bukankah kita berkewajiban menyampai walau hanya satu ayat?
Lalu apa jadinya jika kita menyampaikan, namu kita juga masih melakukan hal-hal yg dibenci Allah?
Semoga Allah senantiasa merahmati kita, dan senantiasa memberikan yang terbaik untuk kita…
Amin…
2 komentar:
mane mane bole asalkan tidak melanggar aturanNya ya dek. :)
tapi ada baiknya kalau kita mencegahnya...
Post a Comment