His name is Joe

On Friday, March 18, 2011 3 komentar

 This is specially written for the one who really make this heart beating so,
The only one rhyme inside my heart… 
Aku masih teringat, ketika ku membaca tulisanmu,  not sure if know it, but when we first meet…”. Mungkin kau mengira aku telah melupakan pertemuan pertama kita. Namun kau salah, aku tak pernah dapat melupakannya. Sebuah pertemuan yang menjadi awal dari takdir kita…

I still remember our first meet. In the morning, at central park…

Waktu itu, ketika aku hanya dapat memegangi lututku yang berdarah, menutupi rokku yang terkoyak agar auratku tidak terbuka. Dan pada saat itu… kau datang. Kau datang dengan segala kebaikan hatimu. Menawarkan bantuan untuk mengobatiku. Waktu itu aku memang menolaknya. Tapi bukan karena aku tak percaya padamu, aku menolaknya karena entah mengapa jantung ini berdegub hebat saat pertama kau menyapaku…
Waktu itu aku hanya dapat diam, merasa berdosa karena aku sempat melihat wajahmu. Wajah yang sampai saat ini selalu terbayang dalam benakku.
Aku tak memungkiri, kau lebih dari sempurna. “You’re more than perfect for me, such a prince who I really waiting for…”

Aku pun tak memungkiri, jika jantung ini terus berdegub hebat kala aku berada di dekatmu. Mungkin kau tak tahu itu karena aku pandai menyembunyikannya. Kau takkan pernah tahu itu karena aku terus menutupi dan takkan membiarkanmu menyadarinya.

Kadang, aku merasa takdir mempermainkan kita. Dunia ini begitu luas, begitu banyak manusia hidup di atasnya. Namun, mengapa kita harus bertemu kembali? Mengapa pertemuan itu kembali terjadi?
Dan pertemuan itulah yang menciptakan pertemuan-pertemuan berikutnya. Pertemuan yang menumbuhkan rasa yang tidak seharusnya kurasakan…

Aku pun masih ingat, saat kau mengatakan “It is just for you…”
Andai kau tahu, aku benar-benar hancur saat itu. Kau lebih dari sekadar tepat untuk merobohkan semua penghalangku tuk menyukaimu. Dan kau melakukannya dengan sempurna… kau membuatku mengakui… that I’m in love with you…

Kadang terbesit perasaan menyesal, mengapa aku harus bertemu denganmu. Kadang terbesit penyesalan, mengapa aku begitu membuka peluang untukmu. Tapi aku sudah melakukan penjagaan terbaik yang kumampu. Bukankah aku terus menghindarimu? Bukankah aku terus menolakmu?
Namun, mengapa takdir terus mempertemukan kita…

Joe, andai kau tahu… aku lebih dari sekadar ingin untuk membalas semua perhatianmu padaku, aku pun lebih dari sekadar ingin tuk mengatakan aku pun menyukaimu…
Don’t you know that you have already been the only melody inside my heart, the only light that makes my darkness disappear…
Joe, andai kau tahu… Saat kau mengatakan “You’re the missing piece, Michi… You are complete me…” Waktu itu pun, dalam hati yang terdalam… Aku pun mengatakan hal yang sama. Kaulah kepingan yang hilang, sesuatu yang kuharap mampu mengutuhkan semuanya…

Namun, semua itu hancur…
Coz we are two very different people…
It’s not bout our culture, It’s not bout our skin and face… It’s not bout our country and language.
It’s more than everything!

Aku tahu, kita selalu sama akan banyak hal. Kau suka membaca, aku pun menyukainya. Kau suka music classic, dan aku pun menyukainya. Kau hampir menyukai semua hal yang kusukai. Kau bahkan lebih dari sekadar hal yang selama ini kuimpikan…
But, we are two very different people…
Karena cukup satu alasan untuk memisahkan segala kesamaan kita. Cukup satu alasan untukku mengatakan, I really can’t be with you…

Kita beda prinsip. Kita beda agama!

Dan kau tahu, Joe. Itu lebih dari sekadar cukup untuk memisahkan kita. Itu lebih dari sekedar cukupku untuk meninggalkan semua tentang kita.
Tak peduli betapa sempurannya dirimu. Tak peduli seberapa banyak kesamaan kita serta tak peduli seberapa besar cinta kita…
Perbedaan itu lebih sekadar cukup untuk mengakhiri segalanya…

I still remember when you said “I’m sorry Michi, I love you…”
Kau tahu, andai aku dapat membalasnya, aku sangat ingin menyampaikannya…
“I’m sorry Joe, I love you but I really can’t be with you…”

3 komentar:

Devid said...

bukan jodoh.....

Festiananda E.B. said...

"Namun, mengapa takdir terus mempertemukan kita…???"

Because : hidup ini seperti kita yang sedang berlari dalam suatu gang sempit yang berbentuk lingkaran.
waktu yang terus berjalan seperti kita yang terus berlari dan berlari.
hingga kita tak memperdulikan sekitar.
tapi saat kita lelah, kita akan berhenti berlari.
dan pada saat itu kita melihat apa yang ada di sekitar kita.
dan kita juga menyadari apa yang selama ini datang dalam kehidupan kita juga ikut berlari dalam gang sempit itu. :)

michiru_uchiha said...

haha itu kamu devid, :P
hmm yea, vanilla..

Post a Comment