Kumohon, bolehkah aku menulis?
Di tengah senyap malam,Dalam diam, terbesit sebuah pikiran kelam,Menuju sebuah kata yang takkan pernah terbesit dalam bayang.
Ya, Aku di sini. Dalam sepi, seolah mengais harapan-harapan kecil yang entah kapan akan terjadi. Tapi entahlah, aku tak habis pikir mengapa aku sama sekali tak bisa melepaskan bayangnya. Sebuah kata yang entah mengapa terus terbesit dan terus kuingat. Sebuah mimpi akan masa depan. Sebuah mimpi yang akankah hanya sebatas mimpi?
Kumohon, akan sampai aku seperti ini?
Sampai kapan aku hanya berdiri tanpa melakukan aksi? Bukankah reaksi takkan pernah timbul jika takkan ada aksi yang memicunya?
Lalu sampai kapan?
Sampai kapan aku terus membuang segalanya, dan membiarkannya berlalu tanpa ada setitik pun noda keberkahan di dalamnya.
Terkadang aku jenuh. Terkadang aku bingung harus memulainya dari mana?
Namun bolehkah aku menulis? Bolehkah aku memulainya dari langkah yang kecil? Dan dapatkah aku bertahan?
Aku hanya sebatas aku yang dahulu, bahkan tak ada yang menjamin aku bahkan lebih buruk dari aku yang dulu. Lalu, apa aku akan terus memibarkan tubuh ini memburuk tanpa ada perubahan yang signifikan menuju perubahan?
Sungguh, aku pun ingin berubah, berubah layaknya seorang Peter Parker menjadi seorang Spiderman, berubah dari Zero to Hero.
Namun, mengapa itu hanya sebuah cita tanpa aksi yang nyata? Mengapa aku hanya dapat menuliskan tanpa dapat melaksanakannya?
Lalu mengapa aku menulis?
Mengapa aku hanya menulis...
Andai kau tahu, tak ada melarangmu menulis, teruslah menulis, tuangkan semua hal yang kau pikirkan. Namun janganlah berhenti ketika tulisan itu selesai, karena tugasmu belum selesai. Karena tulisan itu membutuhkan pembuktian. Tulisan itu membutuhkan roh untuk dapat kau capai, Tulisan itu membutuhkanmu, Karena kaulah aktor utamanya.
Kaulah penulisnya dan kaulah satu-satunya aktor yang berperan di dalamnya.
Semangatlah!
Tulisanmu mungkin saja bermanfaat bagi orang lain, namun satu hal yang tak kalah lebih penting dari itu. Tulisanmu harus mampu mengubahmu, karena kau layak untuk berubah!
Semangatlah, dan kuharap itu tak sekedar lisan bertutur...
0 komentar:
Post a Comment